MUSE
Muse adalah grup musik rock alternatif asal Inggris. Band ini dibentuk
di Devon pada tahun 1994. Anggota band ini terdiri dari tiga orang,
yaitu Matthew Bellamy (vokalis, gitaris, pianis), Dominic Howard
(drummer), dan Chris Wolstenholme (bassis). Muse memiliki genre musik
yang memadukan rock, rock progresif, musik klasik, dan elektronika. Muse
juga dikenal dengan konser live yang memukau, bercirikan permainan yang
energik dan efek visual yang mengagumkan. Muse telah merilis empat
album rekaman, dimulai dengan Showbiz pada tahun 1999, diikuti Origin of
Symmetry di tahun 2001, Absolution di tahun 2003, dan album terbarunya
Black Holes & Revelations di tahun 2006. Sepanjang karirnya, Muse
telah memenangkan berbagai penghargaan termasuk 5 MTV Europe Music
Awards, 5 Q Awards, 4 NME Awards dan 2 Brit Awards.
Pembentukan (1992-1997)
Pada tahun 1990-an awal, anggota-anggota Muse memiliki grup musik
masing-masing di sekolah mereka. Pembentukan MUSE berawal ketika Matthew
Bellamy yang berumur 14 tahun berhasil lulus audisi untuk masuk grup
Dominic Howard. Ketika bassis mereka memutuskan untuk keluar, mereka
meminta teman baik mereka, Chris Wolstenholme, untuk bergabung dan
mempelajari gitar bass. Chris sempat menolak, tapi akhirnya memutuskan
untuk bergabung. Band baru ini sempat banyak berganti nama, antara lain
'Gothic Plague', 'Carnage Mayhem', 'Fixed Penalty', dan 'Rocket Baby
Dolls', sampai akhirnya menggunakan nama Muse yang dikenal sekarang.
Urutan kronologis pergantian nama band ini tidak jelas, karena Muse
memberikan informasi yang tidak konsisten pada wawancara-wawancara
mereka.
Pada tahun 1994, masih dengan nama band 'Rocket Baby Dolls', mereka
memenangkan kompetisi Battle of the Bands lokal. Dan tak lama setelah
ini, mereka mengganti nama menjadi Muse, berpindah dari Teignmouth dan
mulai tampil di beberapa klub seperti Cavern di Exeter.
E.P. dan Showbiz (1998-2000)
Setelah beberapa tahun membangun komunitas penggemar, Muse memainkan
konser-konser pertama mereka di London dan Manchester. Band ini lalu
bertemu dengan Dennis Smith, pemilik perusahaan rekaman Sawmills, yang
bermarkas di Cornwall, Inggris.
Pertemuan ini akhirnya dilanjutkan dengan rekaman resmi pertama
Muse, yaitu E.P. self-titled (berjudulkan nama band) yang menggunakan
label Sawmills, Dangerous. Lalu E.P. ke-2 mereka, Muscle Museum, meraih
peringkat ke-3 pada tangga lagu indie dan mendapat perhatian dari
jurnalis musik Inggris yang berpengaruh, Steve Lamacq, serta majalah
musik mingguan Inggris, NME. Dennis Mills lalu membantu membangun
perusahaan musik Taste Media, yang dibuat khusus untuk Muse (Muse
menggunakan label ini untuk 3 album pertama mereka). Ini merupakan hal
yang sangat menguntungkan untuk Muse karena mereka dapat mempertahankan
keunikan musik mereka pada awal karir mereka.
Walaupun E.P. ke-2 mereka cukup sukses, banyak perusahaan rekaman
Inggris tetap enggan mendukung Muse, dan banyak orang di industri musik
menganggap musik Muse terlalu mirip dengan Radiohead sebagaimana halnya
band-band baru asal Inggris lain saat itu. Namun, perusahaan Amerika
Serikat Maverick Records mempromosikan Muse untuk tampil beberapa kali
di Amerika Serikat hingga akhirnya mengontrak mereka pada tanggal 24
Desember 1998. Sepulangnya dari Amerika, Taste Media mendapatkan kontrak
untuk Muse di perusahaan-perusahaan rekaman di Eropa dan Australia.
John Leckie, yang menjadi produser album untuk Radiohead, Stone Roses,
"Weird Al" Yankovic dan The Verve, dijadikan produser album pertama
Muse, Showbiz.
Peluncuran album ini diikuti dengan penampilan pendukung pada tur
band Foo Fighters dan Red Hot Chili Peppers di Amerika Serikat. Pada
tahun 1999 dan 2000, Muse bermain pada beberapa festival musik di Eropa
dan Australia, dan mengumpulkan banyak penggemar baru di Eropa Barat.
Origin of Symmetry dan Hullabaloo Soundtrack (2001-2002)
Album ke-2 mereka, Origin of Symmetry, dengan John Leckie sebagai
produser, berisikan musik yang lebih berat dan gelap, dengan suara bass
yang dalam dan terdistorsi. Muse bereksperimen dengan alat-alat musik
yang tidak biasa digunakan, seperti organ gereja, Mellotron, dan
peralatan drum tambahan. Muse lebih banyak mengandalkan suara tinggi
Bellamy, dengan alunan arpeggio gitar dan permainan piano yang terdengar
jelas, yang terinspirasi dari gerakan Romantisme khususnya musikus
Rusia Sergei Rachmaninoff dan Tchaikovsky. Beberapa lagu seperti "Space
Dementia" memiliki unsur klasik yang lebih kental oleh musik
Rachmaninoff. Bellamy juga menyatakan adanya pengaruh dari gitaris
ternama Jimi Hendrix dan Tom Morello (gitaris Rage Against The Machine
dan Audioslave) dalam melodi gitar pada beberapa lagu terakhir dalam
album ini. Terdapat pula daur ulang dari lagu "Feeling Good", yang
aslinya dibuat oleh Anthony Newley dan Leslie Bricusse dan dipopulerkan
oleh Nina Simone.
Origin of Symmetry memperoleh penilaian yang beragam dari berbagai
kritikus musik. Dean Carlson dari Allmusic menilai permainan Muse
terlalu menyerupai Radiohead, dan menganggap lagu-lagu mereka terlalu
berlebihan dan sulit diterima." Sebaliknya, Roger Morton dari NME
memberikan nilai 9/10 untuk album ini, mengomentari sisi yang gelap dan
berani dari Muse, bahkan menilai bahwa Bellamy lebih 'gila' dari Thom
Yorke, vokalis Radiohead. Album ini berpotensi untuk membuat Muse
semakin terkenal di Amerika Serikat, tapi Maverick tidak setuju dengan
gaya vokal Bellamy yang dianggap tidak cocok untuk penyiaran radio dan
meminta MUSE untuk mengubah beberapa lagu mereka sebelum dirilis di
Amerika Serikat. Muse menolak permintaan ini dan meninggalkan perusahaan
rekaman Maverick, yang mengakibatkan tidak dirilisnya album Origin of
Symmetry ini di Amerika (album ini akhirnya dirilis di daerah tersebut
pada 20 September 2005, setelah Muse menjalin kontrak dengan Warner).
Penampilan Muse selama promosi album Origin of Symmetry berhasil
menarik banyak pengemar dan membangun reputasi Muse sebagai band dengan
penampilan live yang luar biasa. Reputasi ini membawa Muse untuk merilis
Hullabaloo Soundtrack, DVD yang berisi penampilan mereka di Le Zenith
di Paris,Perancis pada tahun 2001. Lalu secara bersamaan, mereka juga
merilis album ganda yang berisi B-side dan rekaman dari penampilan di Le
Zenith. Album ganda single A-side juga dirilis, dengan dua lagu baru
yaitu "In Your World" dan "Dead Star", yang berbeda dengan gaya opera
lagu-lagu lain pada Origin of Symmetry.
Pada edisi Februari 2006 majalah Q Magazine, album Origin of
Symmetry berhasil menempati peringkat ke-74 pada daftar 100 album
terbaik sepanjang masa menurut penggemar.
Personil band
* Matthew Bellamy – vokal, gitar, piano, keyboard, synthesizer
* Christopher Wolstenholme – bass, vokal pendamping, keyboard, synthesizer
* Dominic Howard – drum, perkusi
Personil tambahan
Berikut personil tambahan yang sering muncul pada beberapa penampilan konser Muse:
* Morgan Nicholls – keyboard, vokal pendamping, bass, ukulele (2004, 2006 - sekarang)
* Dan "the Trumpet Man" Newell – terompet (2006 - sekarang)
Newell memainkan terompet pada dua penampilan live; "Knights of Cydonia" dan "City of Delusion".
Minggu, 17 Maret 2013
Sabtu, 09 Maret 2013
Profile Reno Possibility
Reno (Smile)
Nama : Reno
TTL : Bekasi, 23 Oktober 1994
Saya adalah anak ke-2 dari 2 bersaudara, hobi Bermusik dan Futsal, okeh langsung ajah kita ke intinya.
Hobi saya bermain musik berawal ketika saya smp, waktu itu ada praktek kesenian bermain Gitar, sebenarnya saya dulu belum bisa bermain Gitar, namun karena saya dituntut untuk bisa bermain agar mendapat nilai kesenian saat smp ya mau tidak mau saya akhirnya belajar bermain gitar, saat pertama kali saya kesulitan memahami kunci/chord gitar, namun berkat dukungan teman dan kemauan untuk bisa akhirnya alhamdulillah saya sedikit bisa, seiring berjalannya waktu dan dengan latihan yang susah payah akhirnya saya sudah bisa bersatu dengan gitar dan saya sudah mulai membentuk Band.
Band pertama saya adalah Blacktwist, namun karena aliran yang kita mainkan tidak sesuai dengan nama akhirnya kita berganti nama dengan Pasta, kami sudah banyak tampil di daerah Bekasi, seiring berjalannya waktu kami lulus dari smp, karena kami berbeda sekolah dengan personil Pasta, akhirnya kami bubar dengan musyawarah dan keputusan bersama karena kesibukan masing-masing.
Saat saya sedang kumpul dengan kawan-kawan rumah saya di rental PlayStasion teman saya menyetel musik MUSE - Plug In Baby, dan tanpa sengaja saya sedikit tertarik dengan MUSE hingga saya mendalami MUSE, karna ketertarikan saya dengan MUSE saya berencana membentuk Band yang berkiblat kepada MUSE, tanpa sengaja saya bertemu Maday (Drum) dan langsung mengajaknya membentuk Band.
Kami sepakat untuk membentuk Band dan kami juga mulai mencari personil untuk melengkapi formasi Band kami, hingga akhirnya kami bertemu Ophe (Vokalis), Deris (lead Guitar) dan Bain (Bass) untuk memantapkan formasi Band kami, dan akhirnyapun terbentuk POSSIBILITY dengan formasi : Ophe (Vokal), Deris (Melodi), Reno (Rythem), Bain (Bass) dan Maday (Drum). Dan kami juga sudah mempunya Singel pertama kami yaitu BERHARAP, kami hanya ingin sedikit berbagi karya kami dalam bidang musik di masyarakat, semoga masyarakat bisa menerima kami dengan baik.
Reno Possibility
Nama : Reno
TTL : Bekasi, 23 Oktober 1994
Saya adalah anak ke-2 dari 2 bersaudara, hobi Bermusik dan Futsal, okeh langsung ajah kita ke intinya.
Hobi saya bermain musik berawal ketika saya smp, waktu itu ada praktek kesenian bermain Gitar, sebenarnya saya dulu belum bisa bermain Gitar, namun karena saya dituntut untuk bisa bermain agar mendapat nilai kesenian saat smp ya mau tidak mau saya akhirnya belajar bermain gitar, saat pertama kali saya kesulitan memahami kunci/chord gitar, namun berkat dukungan teman dan kemauan untuk bisa akhirnya alhamdulillah saya sedikit bisa, seiring berjalannya waktu dan dengan latihan yang susah payah akhirnya saya sudah bisa bersatu dengan gitar dan saya sudah mulai membentuk Band.
Band pertama saya adalah Blacktwist, namun karena aliran yang kita mainkan tidak sesuai dengan nama akhirnya kita berganti nama dengan Pasta, kami sudah banyak tampil di daerah Bekasi, seiring berjalannya waktu kami lulus dari smp, karena kami berbeda sekolah dengan personil Pasta, akhirnya kami bubar dengan musyawarah dan keputusan bersama karena kesibukan masing-masing.
Saat saya sedang kumpul dengan kawan-kawan rumah saya di rental PlayStasion teman saya menyetel musik MUSE - Plug In Baby, dan tanpa sengaja saya sedikit tertarik dengan MUSE hingga saya mendalami MUSE, karna ketertarikan saya dengan MUSE saya berencana membentuk Band yang berkiblat kepada MUSE, tanpa sengaja saya bertemu Maday (Drum) dan langsung mengajaknya membentuk Band.
Kami sepakat untuk membentuk Band dan kami juga mulai mencari personil untuk melengkapi formasi Band kami, hingga akhirnya kami bertemu Ophe (Vokalis), Deris (lead Guitar) dan Bain (Bass) untuk memantapkan formasi Band kami, dan akhirnyapun terbentuk POSSIBILITY dengan formasi : Ophe (Vokal), Deris (Melodi), Reno (Rythem), Bain (Bass) dan Maday (Drum). Dan kami juga sudah mempunya Singel pertama kami yaitu BERHARAP, kami hanya ingin sedikit berbagi karya kami dalam bidang musik di masyarakat, semoga masyarakat bisa menerima kami dengan baik.
Reno Possibility
Sejarah Grunge
Bermacam
peristiwa besar tergelar hingga tercatat bukan hanya dalam tinta emas
tapi menjadikan sejarah yang memiliki arti. Tak kecuali yang berlaku
dalam sejarah musik pop. Saat The Beatles tampil di Cavern CLub (1962),
Bob Dylan di Newport (1965), Jimi Hendrix di Woodstock (1969) adalah
antara lain peristiwa-peristiwa itu, dan saat Nirvana merilis album In
Utero, pada September 1993, kata seorang eksekutif dari Geffen Record.
In Utero? Kenapa justru nggak saat Nirvana merilis album Nevermind
(Oktober 1991) yang laris jutaan copies itu?
Nevermind memang jadi pembuka jalan. Tapi In Utero jadi bukti. Bukti bahwa Grunge (baca:granch) sebagai alternatif rock punya nilai jual sama tinggi dengan corak musik lainnya dalam industri musik dekade ini. Terjual diatas 3 juta copies (di pasar Amerika saja, Juni’94), In Utero jadi bukti, bahwa grunge bukan hanya geraman sesaat. Tapi makin melaju, menggerung tak terbendung sepak terjangnya di blantika rock dunia. Grunge “mahluk” apa ini?
layaknya musik, tak satupun definisi yang bisa mematok arti sebenarnya dari grunge ini. Ia bisa berarti sesuatu yang seenaknya, ketidakteraturan, antipola, bahkan kesederhanaan, atau malah bunyi memekakan laksana teriakan babi?
Apalah mau disebut. Toh semua bisa saja dipaskan. Yang pasti, grunge jadi salah bentuk yang mengemohi kemapanan dalam pergaulan rock. Ia menawarkan pilihan lain dari sebangsanya hardrock, heavymetal yang dianggap sudah kelewat kuno. bahkan sementara punk rock yang dianggap sudah kehilangan semangat. Dan datanglah grunge memberi alternatif.
“AWALNYA ADALAH BUNYI, DAN JADILAH MUSIK. AWALNYA ADALAH PERISTIWA, DAN JADILAH SEJARAH”
Sebagian literatur menyebutkan grunge lahir sejak era jayanya punk ditahun 70-an dan bermuara di Minneapolis, dan sejak tahun 80-an mulai bergerak kekawasan pantai barat laut (northwest) Amerika.
Dengan musik nyaris minus sound effect, kecuali suara gitar yang sangat kasar, musik grunge dinilai banyak kritisi musik tak lebih dari Rock n’Roll minus attribut. Apakah attribut yang dimaksud adalah jaket kulit, rambut kaku ber-hair spray, kalung gelang metal, kostum mengkilat, atau lampu warna warni dan kembang api di panggung konser?
Mungkin iya. Tapi, grunge toh nggak lahir dengan sendirinya. Ia bisa tidak sama dengan hardrock atau heavymetal. Namun dia adalah anak dari hardrock era 70-an (diantaranya musik yang dibawakan macam KISS, Black Sabath, AC/DC pada saat itu) yang berpasangan dengan punk rock (diantaranya seperti yang diusung Sex Pistols atau Ramones).
Pengertian model begini, mungkin jadi lebih gampang diterima. Karena melacak jejak berdasarkan sejarah perjalanan mungkin lebih memperjelas. Toh tak satupun musik yang mau di-kubu-kan, atau dikotak-kotakkan. Tapi yang kemudian jadi pertanyaan dengan tanda tanya besar, apakah setelah grunge menjadi genre tersendiri, atau setelah grunge menjadi salah satu roda penggerak industri musik, masihkah juga pantas sebagai alternatif?
Layangkan saja pandangan ke Seattle dinegara bagian Washington sana. Pasang saja telinga mulai dari kawasan pantai barat sampai dengan ke west coast di Amerika sana. Siapa yang bisa menyangkal besarnya grunge. Hingga ia pun -suka atau tidak- sudah menjadi pola, melahirkan keteraturan. Dan NIRVANA memang tidak sendiri.
Sekedar menyebut nama Pearl Jam, Alice In Chains, Soundgarden, Mudhoney adalah mereka yang telah mengecap manisnya madu industri musik lewat musik ini. Dan Seattle pun maki sah saja jadi kiblatnya grunge. Seperti menyebut hal yang sama dengan Nashville untuk country, New Orleans untuk blues atau hardrock/heavymetal untuk LA.
Pdahal ketika tahun ’88 saat Mudhoney merilis single Touch Me I’m Sick, cuma 2 bar dan 1 klab kecil di Seattle yang mau memutarnya. Artinya, Seattle sendiri belum bisa menerima musik semodel yang diusung Mudhoney.
Kondisi seperti ini tentu saja bikin ngeri sebagian rocker di Seattle. Makanya mereka pun hijrah dari Seattle. Sebut aja The Blackouts, group yang mengusung punkrock ini cabut ke chicago dan di kemudian hari dikenal dengan Ministry. Lantas gitaris Duff Mckagan keluar dari Ten Minute Warning, dan berangkat ke Los Angeles, lantas mengkilap sebagai pembetot bas Guns N’Roses.
Tapi itu semua kisah lama dan semua berubah dengan cepat. Seattle jadi tujuan utama banyak group-group rock asal LA datang ke kota itu.Jangan ditanya kiprah media massa khusus musik, mereka mengakat profil Seattle sebagai laporan utamanya,dan akhirnya banyak perusahaan-perusahaan rekaman besar, jaman perburuan emas pun sudah dimulai.
Dan istilah baru pun lahir “Seattle Sound”. Inilah istilah yang menunjuk pada warna musik rock yang diusung grup-grup asal atau jadi besar di Seattle.
Karakteristik Seattle sound inilah aplikasi dari grunge (yang juga merupakan istilah) bahkan dengan garis batas yang nyaris makin besar hingga hampir semua grup digolongkan mengusung Seattle sound. Mau diang yang bernama The Melvins, Ten Minute Warning, U-Men, Soundgarden, Skin Yard, Screaming Trees, TAD, Nirvana, Mudhoney, Mother Love Bone, Alice In Chains, Pearl Jam, Hole, dan masih banyak lagi tuh.
Tapi lembaran awal grunge sebetulnya dibuka oleh Jimi Hendrix,â€klaim satu literatur. Yeah, mungkin saja. Yakni ketika Hendrix masih berumur 11 tahun (1953), saat itu ia menyiram cairan ke sekujur gitar dan menyetel volume amplifier sampai ke angka maksimum.
Namun tabir blantika grunge mulai terbuka pada tahun 1986, ketika album kompilasi Deep Six dirilis. Di album itu tampil antara lain Soundgarden, Green River, juga The Melvins. Kami main bareng, kami bincang-bincang, apa yang kami suka juga yang kami benci,†kenang Chris Soundgarden Cornell.
Nevermind memang jadi pembuka jalan. Tapi In Utero jadi bukti. Bukti bahwa Grunge (baca:granch) sebagai alternatif rock punya nilai jual sama tinggi dengan corak musik lainnya dalam industri musik dekade ini. Terjual diatas 3 juta copies (di pasar Amerika saja, Juni’94), In Utero jadi bukti, bahwa grunge bukan hanya geraman sesaat. Tapi makin melaju, menggerung tak terbendung sepak terjangnya di blantika rock dunia. Grunge “mahluk” apa ini?
layaknya musik, tak satupun definisi yang bisa mematok arti sebenarnya dari grunge ini. Ia bisa berarti sesuatu yang seenaknya, ketidakteraturan, antipola, bahkan kesederhanaan, atau malah bunyi memekakan laksana teriakan babi?
Apalah mau disebut. Toh semua bisa saja dipaskan. Yang pasti, grunge jadi salah bentuk yang mengemohi kemapanan dalam pergaulan rock. Ia menawarkan pilihan lain dari sebangsanya hardrock, heavymetal yang dianggap sudah kelewat kuno. bahkan sementara punk rock yang dianggap sudah kehilangan semangat. Dan datanglah grunge memberi alternatif.
“AWALNYA ADALAH BUNYI, DAN JADILAH MUSIK. AWALNYA ADALAH PERISTIWA, DAN JADILAH SEJARAH”
Sebagian literatur menyebutkan grunge lahir sejak era jayanya punk ditahun 70-an dan bermuara di Minneapolis, dan sejak tahun 80-an mulai bergerak kekawasan pantai barat laut (northwest) Amerika.
Dengan musik nyaris minus sound effect, kecuali suara gitar yang sangat kasar, musik grunge dinilai banyak kritisi musik tak lebih dari Rock n’Roll minus attribut. Apakah attribut yang dimaksud adalah jaket kulit, rambut kaku ber-hair spray, kalung gelang metal, kostum mengkilat, atau lampu warna warni dan kembang api di panggung konser?
Mungkin iya. Tapi, grunge toh nggak lahir dengan sendirinya. Ia bisa tidak sama dengan hardrock atau heavymetal. Namun dia adalah anak dari hardrock era 70-an (diantaranya musik yang dibawakan macam KISS, Black Sabath, AC/DC pada saat itu) yang berpasangan dengan punk rock (diantaranya seperti yang diusung Sex Pistols atau Ramones).
Pengertian model begini, mungkin jadi lebih gampang diterima. Karena melacak jejak berdasarkan sejarah perjalanan mungkin lebih memperjelas. Toh tak satupun musik yang mau di-kubu-kan, atau dikotak-kotakkan. Tapi yang kemudian jadi pertanyaan dengan tanda tanya besar, apakah setelah grunge menjadi genre tersendiri, atau setelah grunge menjadi salah satu roda penggerak industri musik, masihkah juga pantas sebagai alternatif?
Layangkan saja pandangan ke Seattle dinegara bagian Washington sana. Pasang saja telinga mulai dari kawasan pantai barat sampai dengan ke west coast di Amerika sana. Siapa yang bisa menyangkal besarnya grunge. Hingga ia pun -suka atau tidak- sudah menjadi pola, melahirkan keteraturan. Dan NIRVANA memang tidak sendiri.
Sekedar menyebut nama Pearl Jam, Alice In Chains, Soundgarden, Mudhoney adalah mereka yang telah mengecap manisnya madu industri musik lewat musik ini. Dan Seattle pun maki sah saja jadi kiblatnya grunge. Seperti menyebut hal yang sama dengan Nashville untuk country, New Orleans untuk blues atau hardrock/heavymetal untuk LA.
Pdahal ketika tahun ’88 saat Mudhoney merilis single Touch Me I’m Sick, cuma 2 bar dan 1 klab kecil di Seattle yang mau memutarnya. Artinya, Seattle sendiri belum bisa menerima musik semodel yang diusung Mudhoney.
Kondisi seperti ini tentu saja bikin ngeri sebagian rocker di Seattle. Makanya mereka pun hijrah dari Seattle. Sebut aja The Blackouts, group yang mengusung punkrock ini cabut ke chicago dan di kemudian hari dikenal dengan Ministry. Lantas gitaris Duff Mckagan keluar dari Ten Minute Warning, dan berangkat ke Los Angeles, lantas mengkilap sebagai pembetot bas Guns N’Roses.
Tapi itu semua kisah lama dan semua berubah dengan cepat. Seattle jadi tujuan utama banyak group-group rock asal LA datang ke kota itu.Jangan ditanya kiprah media massa khusus musik, mereka mengakat profil Seattle sebagai laporan utamanya,dan akhirnya banyak perusahaan-perusahaan rekaman besar, jaman perburuan emas pun sudah dimulai.
Dan istilah baru pun lahir “Seattle Sound”. Inilah istilah yang menunjuk pada warna musik rock yang diusung grup-grup asal atau jadi besar di Seattle.
Karakteristik Seattle sound inilah aplikasi dari grunge (yang juga merupakan istilah) bahkan dengan garis batas yang nyaris makin besar hingga hampir semua grup digolongkan mengusung Seattle sound. Mau diang yang bernama The Melvins, Ten Minute Warning, U-Men, Soundgarden, Skin Yard, Screaming Trees, TAD, Nirvana, Mudhoney, Mother Love Bone, Alice In Chains, Pearl Jam, Hole, dan masih banyak lagi tuh.
Tapi lembaran awal grunge sebetulnya dibuka oleh Jimi Hendrix,â€klaim satu literatur. Yeah, mungkin saja. Yakni ketika Hendrix masih berumur 11 tahun (1953), saat itu ia menyiram cairan ke sekujur gitar dan menyetel volume amplifier sampai ke angka maksimum.
Namun tabir blantika grunge mulai terbuka pada tahun 1986, ketika album kompilasi Deep Six dirilis. Di album itu tampil antara lain Soundgarden, Green River, juga The Melvins. Kami main bareng, kami bincang-bincang, apa yang kami suka juga yang kami benci,†kenang Chris Soundgarden Cornell.
Begitu bebas, begitu lepas, itulah cerminan yang terpantul dari sikap bermusik para pengusung grunge. Termasuk menempatkan bermusik sebagai hobi belaka bukan untuk merangguk uang. Artinya mereka cukup senang jika masuk rekaman lalu diedarkan oleh perusahaan rekaman kecil dan tidak peduli mau laku atau tidak.Tapi perjalanan waktu pun membuat keropos tiang-tiang prinsip. Sebagian pengusung grunge mulai yakin bahwa musik bisa menjadi penopang hidup. Seperti yang diproklamirkan pertama kali oleh Jeff Ament, Stone Gossard, dan Andy Wood. Namun komunitas rock di Seattle tak gentar. Mereka lantas memproduksi album memori Temple of the Dog. Di album ini pun hadir Chris Cornell, teman sekamarnya Wood. Oh…ya, Jeff Ament dan Stone Gosard di kemudian hari berkibar lewat Pearl Jam.
Langganan:
Postingan (Atom)